Sunday, 13 January 2019

Kritik Sastra Novel No Game No Life Vol 1


Siapa yang tidak tau novel? Dikutip dari Wikipedia.org Novel adalah karangan prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel memiliki banyak genre seperti drama, horror,fantasi,petualangan,dan lain lain. Kali ini saya akan membahas novel bergenre petualangan fantasi yang berjudul No Game No Life. Novel ini merupakan novel jepang yang telah diterjemahkan dan merupakan karangan kamiya yuu, seorang illustrator dan penulis asal Jepang keturunan Brazil.


Novel No Game No Life menceritakan tentang petualangan dan kehidupan kakak beradik di dunia fantasi yang segala hal ditentukan oleh game, bahkan meliputi raja dan dewa dunia tersebut. Cerita berawal dari legenda urban di internet tentang kumpulan akun game bernama [         ] atau biasa disebut tanpa nama yang selalu memuncaki setiap game yang dimainkan. Konon katanya akun ini tidak terkalahkan, konon akun ini berhasil mengalahkan GM,konon akun ini menang melawan cheater dan tidak ada yang tau pemilik akun ini.

Di bagian epilog diketahu bahwa pemilik akun ini adalah kakak beradik yang maniak game dan tertutup dari dunia luar. Sang kakak bernama Sora, laki laki 18 tahun tidak bekerja dan mengalami gangguan komunikasi namu ahli dalam strategi dan negosiasi. Si adik bernama shiro, perempuan 11 tidak sekolah karna sering dibully akibat kegeniusannya dan mengalami gangguan kecemasan sosial. Suatu hari mereka ditantang oleh dewa dari dunia game bermain catur, setelah bermain selama 6 jam akhirnya mereka berhasil mengalahkan dewa tersebut. Dewa yang kalah membawa mereka ke dunianya yang bernama Disboard. Disboard adalah dunia dimana pembunuhan dan peperangan dilarang, segalanya ditentukan oleh game, dunia ini dihuni oleh 16 ras salah satunya imanity atau manusia.

Cerita dimulai ketika sora dan shiro mencari informasi tentang dunia barunya,ia mendapatkan informasi bahwa wilayah manusia hanya tinggal satu kota saja dan raja yang memimpin telah meninggal sehingga diadakan turnamen judi untuk menentukan raja berikutnya. Di sebuah bar, meraka melihat dua orang yang sedang bermain poker yaitu stephani dola cucu raja sebelumnya melawan kurumi zell seorang gadis yang didukung oleh elf, ras peringkat ke 7. Sora dan shiro sadar bahwa kurumi dibantu oleh elf membuat sora berpura pura lewat sambil membisikan ke sthepani bahwa ia telah dicurangi.

Kurumi zell akhirnya memenangkan turnamen judi sehingga berhak menjadi raja berikutnya namun sesaat sebelum penobatan, sora dan shiro menghentikan acara penobatan tersebut dan menentang penobatan kurumi. Sesuai peraturan di dunia ini,maka sora dan shiro menantang kurumi bermain game dengan posisi raja sebagai taruhan, kurumi menyetujuinya dan sesuai peraturan pihak yang ditantang berhak menentukan game apa yang dimainkan. Sore hari di sebuah arena catur raksasa dimulailah game catur yang tidak normal antara kurumi melawan sora & shiro. Permainan catur yang tidak normal ini membuat bidak catur dapat bergerak sendiri dan memiliki perasaan. Setelah persaingan yang sengit sora dan shiro pun menang dan dinobatkan sebagai raja dan ratu.setelah dinobatkan sebagai raja dan ratu,muncul dewa bernama tet yang memberitahukan tentang dunia baru sora dan shiro lebih lanjut sekaligus memberitahukan bahwa posisi dewa pun ditentukan oleh game.Novel ini berakhir dengan perpisahan sora dan shiro dengan tet dengan kalimat akan bertemu di papan catur. Novel ini merupakan volume 1 dan berlanjut ke volume berikutnya, sehingga pada novel ini masih banyak hal yang belum diketahui.

Novel ini tidak terlepas dari pengaruh asal pengarang, novel ini menggambarkan jepang sebagai latar tempat yang dikombinasikan dengan gaya bangunan eropa abad pertengahan. Pengaruh budaya jepang juga terlihat dari ucapan tokoh yang menggunakan keishou atau panggilan hormat seperti –san, -chan,-kun dan –sama pada akhiran nama tokoh. Unsur kepercayaan jepang juga terlihat pada novel ini, dewa menjadi kepercayaan para tokoh di novel sesuai dengan kebudayaan jepang yang mempercayai dewa. Pengaruh jepang juga tergambarkan pada nama beberapa tokoh seperti sora, shiro dan kurumi sedangkan nama nama benua amerika seperti stephani dan riku juga terdapat mengingat pengarang adalah keturunan brazil.

Latar menjadi salah satu hal yang menonjol di novel ini, pengarang berhasil menggambarkan dunia game dimana segala hal diselesaikan dengan game. Pada halaman 63 bahkan sekumpulan perampok memaksa bermain game untuk menjarah harta buruannya. Latar di novel ini digambarkan pengarang disuatu kota yang berarsitektur barat klasik, pengarang menggambarkannya dengan tempat seperti bar, penginapan minimalis bombrok dan istana. Pengarang mempertegas gambaran kota arsituk barat dengan menyamakan dengan alun alun san marino pada halaman 246 .Suasana kerajaan tidak begitu terasa namun suasana persaingan dengan game begitu kuat, konflik internal kerajaan pun diselesaikan dengan game.

Penokohan dalam novel ini dapat dikatakan unik, pengarang membuat banyak ras tokoh dan salah satunya manusia yang melawan ras peri(elf).Dari segi penamapilan paran tokoh, tokoh utama yang anti social dan maniak game digambarkan oleh pengarang dengan penampilan yang seadanya dengan jeans dan kaos. Tokoh yang berasal dari jepang pun digambarkan pengarang melalui baju sailor tokoh utama yang sering dipakai murid SD di Jepang.Tokoh bukan manusia digambarkan pengarang dengan mampu menggunakan sihir sehingga dapat dirasakan jauh berbeda dengan manusia. Dari segi perwatakan, watak tokoh utama yang terobsesi dengan game digambarkan dengan selalu bermain game dimana pun dan kapan pun. Watak tokoh utama yang cerdas,licik, dan ahli strategi digambarkan dengan perbuatannya yang berhasil menggertak dan mengecoh pemilik penginapan. Watak stephani dola yang ceroboh digambarkan dengan tindakannya yang selalu tanpa dipikirkan dahulu sehingga ia kalah dalam berbagai permainan.





No comments:

Post a Comment

Pengunjung yang baik ialah pengunjung yang meninggalkan jejak komentarnya.